Jakarta, CNN Indonesia

India menggelar pemilihan umum (Pemilu) terbesar dan termahal di dunia yang berlangsung selama enam pekan, yang dimulai hari ini (19/4) hingga Juni 2024.

Berdasarkan perhitungan Centre for Media Studies (CMS), pengeluaran partai politik dan kandidat yang bertarung untuk kampanye saja diperkirakan mencapai US$14,4 miliar atau setara Rp234,4 triliun (Asumsi kurs Rp16.281 per dolar AS).

Dilansir dari Al Jazeera, Jumat (19/4), Ketua sekaligus pendiri CMS Bhaskara Rao mengatakan jumlah pengeluaran itu meningkat dua kali lipat dari Pemilu 2019 lalu. Saat itu, pengeluaran untuk Pemilu mencapai US$7,2 miliar atau sekitar Rp117,22 triliun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar belanja Pemilu di India sebenarnya tidak diungkapkan kepada publik. Namun, para kandidat kerap menghabiskan banyak uang demi merayu para pemilih.

Mantan ketua KPU India N Gopalaswami mengatakan mesin pengawasan pemilu lemah dalam mendeteksi transaksi tunai. Apalagi, para kandidat acapkali menyuap pemilih secara langsung dengan uang atau bujukan lainnya, mulai dari alkohol hingga pakaian.

Pengeluaran Pemilu di India yang tinggi itu cukup masuk akal. Maklum, hampir 1 miliar orang akan menggunakan hak pilih mereka. Menurut data, sekitar 968 juta warga di India berhak memilih. Jumlah ini bahkan lebih banyak dari gabungan populasi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia.

Karena jumlah pemilih yang besar, pemungutan suara tidak dilakukan pada satu hari tertentu. Pemungutan suara akan dilakukan dalam tujuh tahap di seluruh negeri, dimulai pada 19 April dan berakhir pada 1 Juni.

Semua suara dari 28 negara bagian dan delapan wilayah persatuan akan dihitung. Hasilnya akan diumumkan pada 4 Juni.

India memakai sistem multipartai. Nantinya, warga akan memilih anggota parlemen (Lokh Sabha) yang berjumlah 543 dari 545 kursi. Sisa dua kursi lainnya akan ditunjuk presiden.

Kemudian, partai pemenang pemilu akan membentuk pemerintahan. Mereka akan menunjuk salah satu kandidat pemenang sebagai perdana menteri.

Warga di India akan menentukan apakah Perdana Menteri Narendra Modi akan kembali melanjutkan masa jabatannya atau tidak.

Adapun penantang utama Modi dan BJP adalah Kongres Nasional India, yang sempat memerintah negara tersebut selama 77 tahun sejak merdeka. Saat ini, Kongres Nasional India membentuk aliansi dengan para pemimpin oposisi lainnya, termasuk partai-partai besar regional.

Aliansi Pembangunan Inklusif Nasional India atau INDIA meluncurkan kampanyenya akhir bulan lalu dengan slogan ‘menyelamatkan demokrasi’.

Warisan politik Rahul Gandhi menjadi wajah partai Kongres. Selain itu, ada beberapa deret tokoh penting lainnya, seperti pemimpin Partai Aam Aadmi dan ketua menteri Delhi Arvind Kejriwal.

[Gambas:Video CNN]

(mrh/pta)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *